Dongeng Narkoba dari Kampung Aceh Simpang Dam, Batam
Kawasan Kampung Aceh Simpang Dam dilihat dari Peta Satelit |
Berliannews.com – Batam |Cerita tentang Narkoba didaerah
Simpang Dam Aceh persis seperti mendengarkan cerita dongeng sebelum tidur. Isu tentang
tokoh tokoh pemain di Simpang Dam begitu luar biasa beredar, semua pihak juga
tahu bahwa jika disebut Simpang Dam ataupun Kampung Aceh maka hal ihwal bahwa
daerah tersebut sarang Narkoba diamini. Helikopter Kapolda bahkan pernah
mendarat dan menyikat habis kawasan tersebut, saat awal Kapolda Sam Budigusdian
menjabat sebagai Kapolda Kepri.
Ibarat cerita dongeng, tokoh khayalan pasti ada. Demikian juga
dongeng Narkoba Simpang Dam, memiliki tokoh khayalan yang namanya sebut saja
Mr. M. Namanya dikenal tidak hanya diareal Simpang Dam, tetapi hampir seluruh
Batam tahu nama Mr. M ini. Di kenal sebagai Bandar besar Narkoba yang tak
pernah tersentuh hukum dalam kasus Narkoba. Adapun penangkapan terhadap diri
Mr. M, lebih karena kasus criminal dan kasus lain yang tidak terhubung Narkoba.
Mr. M sendiri, memiliki bisnis kos kosan yang cukup besar di
wilayah Simpang Dam. Dirinya juga memiliki arena permainan gelper tanpa izin. Arena
Mr. M ini tak jarang jadi sasaran razia.
Tak hanya itu, Mr. M juga memiliki bisnis bisnis lain yang dikembangkan
sedemikian rupa diareal simpang Dam. Tapi untuk urusan bisnis Narkoba, Mr. M
bisa dipastikan hampir tidak pernah tertangkap. Kalaupun ada penangkapan, biasanya tak pernah
sampai ke Pengadilan.
Untuk bisa menggali informasi tentang Mr. M, tidak gampang.
Tidak semua orang di Kampung Aceh Simpang Dam mau bersinggungan dengan Mr.
M. Rata rata memilih untuk cari aman dan
tidak mau usil dengan keberadaan Mr. M di Kampung Aceh Simpang Dam Batam.
Namun cerita yang beredar tentang Mr. M memang ibarat cerita
dongeng. Di sebut sebut Mr. M bisa aman justru karena memang dipelihara. Jaringan
Narkobanya luas karena memanfaatkan barang yang dibeli dari hasil tangkapan.
Sebagai ujung tombak dilapangan, 6 ( enam ) orang mantan aparat yang berstatus
desersi atau melarikan diri dari kesatuan menjadi ujung tombaknya sekaligus
pengawal dirinya di lapangan.
Disebut cerita Mr. M memiliki 4 orang Bandar wanita utama yang
berada di Simpang Dam. Pengaturan operasional obatnya di mulai dari jam 5 (
lima ) sore. Pada jam tersebut, semua Bandar pengedar berkumpul dan mengambil
barang dari Mr. M. setelah dicatat, pada waktu yang sama seluruh Bandar keesokan harinya akan berkumpul dan
menyerahkan hasil penjualan plus kembali mengambil obat bagi Bandar yang
kehabisan obat.
Bagi
Bandar yang tidak mampu setor uang hasil penjualan obat, siap siap diikat
semalaman di sebuah pohon. Jika tidak , sebuah kolam yang berada di areal kampung
Aceh bisa dipastikan akan menjadi tempat berendam Bandar nakal tersebut selama
satu malam. Jadi jangan heran kalau saat
bermain dikampung Aceh, melihat ada orang mandi di kolam atau diikat dipohon
kayu, itu lebih kurang artinya sama dengan orang tersebut adalah Bandar yang
belum setoran. Uang nya mungkin terpakai oleh si Bandar sendiri. ( tim )