Remaja dari Pelosok Guntung Ini Aktif Menjadi Penyuluh Penyalahgunaan NAPZA untuk Remaja
Berliannews.com-Riau |Perawakan gadis energik ini tergolong kecil. Tingginya Hanya 155 cm. Umurnya
juga masih muda, 24 tahun. Tergolong masih remaja. Tapi jangan tanya
semangatnya. Zurly Novi Razali, SKM ataupun Novi, demikian gadis ini akrab dipanggil
– punya semangat mendidik yang luar biasa. Dan yang dididik adalah anak anak
remaja usia sekolah, agar tidak salah jalan hidup dan terlibat pergaulan
negatif yang merugikan masa depan remaja.
Novi jebolan STIkes Ibnu Sina Batam.
Lahir dari pasangan Alm. Razali Said dan Zuryatini. Novi sendiri anak pertama
dari dua bersaudara. Orang tua Novi yang hanya tinggal ibu saja usaha
wiraswasta kecil kecilan. Novi sendiri sekarang mengabdikan ilmu yang
tadi di pelajarinya selama di Batam di Puskesmas Guntung dan menjabat sebagai
staff Kesehatan Masyarakat.
Tak jarang untuk melaksanakan
tugasnya, Novi terkadang harus menyeberangi kanal kanal dan perairan dengan
menggunakan speed ataupun angkutan air lainnya. Guntung memang terkenal sebagai
daerah yang dipisahkan dengan kanal kanal besar dan daerah penghasil kelapa
yang melimpah ruah.
Tak jarang Novi menemukan kasus
kasus penggunaan narkotika dan zat berbahaya dalam pelayanannya kepada remaja
setingkat SMU di daerah Guntung. Jika ketemu kasus seperti ini Novi melakukan
pendekatan personal dan juga keagamaan. Hampir dalam setiap kesempatan
pembinaan remaja, sebelum bubar Novi mengajak anak anak binaannya untuk
bershalawat. “ semoga dengan bershalawat keimanan mereka semakin kuat dan tidak
mudah terpengaruh dengan kondisi lingkungan yang negatif. “ demikian tutur
gadis berhijab ini kepada berliannews.com
Remaja remaja di Sei Guntung menurut
Novi yang terkena pengaruh negatif di karenakan berbagai sebab. “ Ada
karena penyalahgunaan NAPZA, Ada yang karena pengaruh lem, jadi syarafnya
rusak. Ada yang karena minum minuman oplosan. Ada juga yang karena
minum komix berlebihan melewati batas yang di anjurkan. Anak anak SD juga sudah
ada yang terang terangan merokok. Ada yang sampai cacat karena kegiatan negatif
ini. “ demikian Novi menjelaskan.
Penyebabnya juga karena berbagai hal
. “ Terkadang karena pergaulan. Ada juga karena keluarga sudah cuek terhadap si
anak karena sudah tidak terkendali lagi. Ada juga yang karena pengaruh
internet. Kita dari tenaga kesehatan hanya bisa memberikan
penyuluhan,efek dan bahayanya. Dari sekolah juga punya peraturan tegas yang
melarang penggunaan NAPZA buat para siswa. Penyampaian tidak hanya ke
siswanya saja, kita juga libatkan keluarganya. “ demikian Novi menjelaskan
pekerjaannya.
“Kita juga ada konselor sebaya yang
sudah kita bina. Mereka yang lebih tahu tentang teman teman mereka yang
punya masalah. Dari konselor sebaya kita tenaga kesehatan bisa tahu masalah apa
yang teman teman mereka alami dan bisa kita bahas dan tindak lanjuti dengan
bekerjasama dengan sekolah dan polisi jika ada berkenaan dengan penggunaan
napza. “ panjang lebar Novi yang masih single ini menjelaskan.
Pindah dari kota Batam tempatnya
menimba ilmu dan kembali ke kampung halaman untuk mengabdikan diri, ternyata
juga bukan hal gampang bagi Novi. Proses penyesuaian dirinya sembuat membuat
dirinya terombang ambing. Namun Novi memantapkan diri dan pada akhirnya justru
menjadi betah dan kerasan bekerja dan mengabdi di daerah Guntung, mengingat
Guntung tak sama dengan Batam yang ramai dan metropolitan.
Namun senyuman indah sang Ibunda
bagi Novi ibarat vitamin semangat yang mampu melawan segala keletihan.
Meskipun terkadang tak jarang harus terjun ke pedalaman dan tempat terpencil,
Novi menjalani dengan keikhlasan dan ketabahan. Salut Buat Novi, yang
sebenarnya masih remaja juga ini. Kamu bagaimana ? ( Arif )