Terima Audiensi LSM Berlian, BPOM Kepri Buka-bukaan Masalah Prekursor
Ketua BPOM Kepri Alexander ( Tengah, berbatik Hitam ) Bersama Jajaran DPP Berlian |
Berliannews.com - Batam | Mengawali tahun 2018, DPP LSM Berlian ( Berantas Lingkaran Narkoba ) memulai aktivitas awal tahun ini dengan beraudiensi dengan BPOM ( Badan Pengawasan Obat dan Makanan ) Kepulauan Riau.Audiensi yang dilakukan pada 02/01/2018 ini diterima langsung oleh Alexander selaku kepala BPOM Kepri dan ditemani salah seorang kasie dijajarannya Mardianto.
Dalam Audiensi yang berlangsung hangat dan diwarnai tanya jawab yang seru, terungkap bahwa zat pemicu untuk Narkoba ataupun Prekursor di Kepri ini tidak ada satupun yang berasal dari luar negeri. " Di Kepri kita tidak memiliki PBF ( Pedagang Besar Farmasi ) yang bisa mengimport. Jadi semua jenis Prekursor yang beredar di Kepri berasal dari Jakarta". demikian Alexander menjawab seputar Prekursor.
Meskipun begitu, staff Alexander Mardiyanto mengakui bahwa data global untuk seluruh prekursor baik prekursor farmasi ataupun Narkotika yang beredar di Kepri masih belum tersedia. " mereka ( PBF ) memang memberikan laporan berkala. " demikian Mardiyanto menjelaskan.
Berita tentang "Sabu Ephedrine " di Depok yang sempat tayang di Berliannews.com ternyata cukup menarik perhatian Alexander dan Mardiyanto. Meskipun berada di Kepri, spirit d corps BPOM terlihat dijunjung tinggi oleh BPOM Kepri, walaupun kejadian di Depok. "itu pukulan berat juga bagi BPOM. Kita sudah coba telusuri mulai dari PBF yang ada disana sampai ke jalur distribusi mereka. Tapi memang tidak ditemukan penyelewengan/ penyimpangan. " tutur Mardianto.
Hal lain, menurut Akexander dan Mardianto bahwa proses pengawasan terhadap prekursor farmasi dan Narkotika tidak hanya ada pada BPOM Kepri saja tetapi juga pada Dinas Kesehatan Kota Batam. " Perizinan baik untuk PBF, Apotik, Klinik itu dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan. Tentunya ada pengawasan dari mereka juga yang perlu dikonfirmasi." Tukas Alexander.
Presiden Berlian Akhmad Rosano menyampaikan beberapa masukan diantaranya terkait dengan peran BPOM yang harus lebih aktif dalam pengawasan peredaran obat di Kepulauan Riau. Dan dimulai dari internal BPOM Kepri sendiri.
Seiring dengan terbitnya Perpres 80/2017 dimana kewenangan BPOM ditambah sampai kepada penindakan Presiden Berlian juga mendorong BPOM agar lebih tegas dalam melakukan penindakan dilapangan. Presiden Berlian sendiri memberikan informasi bahwa somadril yang masuk ke dalam golongan obat Casioprodol masih bisa dibeli secara bebas baik di pedagang kaki lima maupun dibeberapa apotik tertentu di Batam.
" Jadi trendnya sekarang sudah beralih menjadi pemakai obat-obatan keras. Harganya jelas lebih murah dengan efek fly yang hampir sama. Nah ini membutuhkan pengawasan yang tentunya ketat dari seluruh pihak bukan hanya BPOM Kepri saja tapi seluruh yang merasa berkepentingan untuk menyelamatkan generasi muda di Kepri ini harus mau berbuat. " demikian Rosano menegaskan.
Akhmad Rosano mengatakan BERLIAN dan BPOM akan membangun segala informasi untuk melakukan investigasi tentang tempat atau kawasan yg di duga ada pabrik obat dan makanan ilegal di Kepri dan Batam.
Presiden Berlian berharap Kepala BPOM Kepri, Alex Sander agar lebih giat memantau kinerja anak buahnya serta terbuka pada insan pers dalam setiap pemberitaan terkait kewenangan BPOM itu sendiri." Kita akan terus support, bantu, awasi dan kawal kinerja BPOM di lapangan." demikian Rosano memberikan penjelasan usai audiensi. ( red )